Jumat, 27 Juli 2012

Desa Ter-extreme DanTertinggi di Dunia

Desa unik ini terletak di Spiti, Himachal Pradesh, India dan berada pada ketinggian 4200 meter di atas permukaan laut. Penduduk yang memadati Kibber cukup welcome terhadap pengunjung yang memasuki wilayah ini. Kibber dapat dicapai dengan menggunakan bus dari lokasi terdekat Kaza atau dengan menyewa jeep. Desa ini dikenal sebagai lokasi ekspedisi trekking dengan pemandangan-pemandangannya yang khas.



Di sini Anda bisa menjumpai Biara Buddhist Ki di puncak desa Kibber. Di bangunan spektakuler ini terdapat roda besar berukir untuk peribadatan dan juga sejumlah lukisan-lukisan di dinding. Yang mengejutkan, tempat yang dikeramatkan di sini ternyata adalah tempat dimana guru dari Dalai Lama yang sekarang tinggal tahun 1980-an. Di sini juga dijumpai bendera-bendera yang berkibar di atas biara dan piramid-piramid kecil yang disusun bersama tanduk-tanduk biri-biri.



Dalam ekspdisi trekking dekat lokasi ini, masih bisa ditemukan desa Chicum, Gete dan Tashigang dengan ciri-cirinya yang unik pula.


Dekat Kibber bisa dijumpai puncak Dangmachan dengan ketinggian yang mencapai 5157 meter, juga puncak-puncak Shila dan Chau Kang Nilda dengan ketinggian 6000 meter lebih yang merupakan lokasi sempurna bagi fotografer untuk membuat gambar-gambar indah. Langit malam yang bersih di sini menciptakan view yang tak terlupakan ke arah galaksi kita, Bima Sakti.


Kibber saat ini masih dikenal dengan ketenangan dan kedamaiannya yang jauh dari hiruk-pikuk India dan juga lingkungannya yang masih sangat alami. Lokasinya berbatasan dengan Tibet dan dihuni kebanyakan oleh orang-orang Budha Tibet yang berwatak hangat dan bersahabat.

Yang menarik dari gaya arsitektur rumah-rumah tinggal d Kibber ini adalah karena dibangun dengan batu-batu sebagai ganti batako dan tanah liat. Ini membuat Kibber sedikit keliatan seperti gunung batu. Disini juga bisa ditemui sebuah kantor pos, klinik, kantor telegraf, dan sekolah. Sumber airnya yang bersih dilaporkan berasal dari upacara-upacara ritual pemakaman Lama yang dilaksanakan di sini.


Lokasi ini memang merupakan lokasi wisata potensial mengingat banyaknya penginapan-penginapan di sepanjang jalan desa ini. Salah satunya bahkan menyediakan pula restoran lengkap dengan stok bir dan air panas. Tersedia pula toko-toko untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Jadi jangan takut kehabisan bekal jika mengunjungi desa yang tercatat sebagai desa tertinggi di dunia yang masih bisa dijangkau dengan kendaraan ini.
 
 

Sejarah Gitar Listrik

Gitar listrik awalnya didisain oleh pembuat gitar, pencinta elektronika dan pabrikan alat-alat musik. Inovator gitar Les Paul mengadaptasi instrumen hollow bodied dengan memakai tungsten pickup, gitar jenis ini mulai diproduksi oleh Electro String Instrument Corporation di tahun 1932. Disain pertama mereka dibuat oleh Harry Watson, seorang ahli yang bekerja di Electro String Company.Gitar baru tersebut dinamai "Rickenbacker" oleh perusahaan dan menjadi yang pertama di jenisnya. Dokumentasi pertama penampilan dengan gitar listrik adalah tahun 1932 oleh seorang gitaris dan bandleader Gage Brewer. Brewew mempublikasikan instrumen barunya dalam sebuah artikel di Wichita Beacon pada 2 oktober 1932 dan terus tampil dalam bulan tersebut. Perekaman pertama dengan gitar listrik dibuat oleh pemain-pemain Hawaiian Style seperti Andy Iola di awal tahun 1933. Alvino Rey adalah seniman yang membawa instrumen ini ke penikmat yang lebih luas dalam suatu settingan orkestra besar, kemudian mengembangkan gitar dengan pedal besi untuk Gibson Ediie Durham memperkenalkan instrumen gitar listrik spanish kepada seorang pemuda yang bernama Charlie Christian yang membuat instrumen tersebut terkenal dalam perjalanan hidupnya dan secara umum dikenal sebagai gitar listrik pertama dan juga membawa pengaruh yang besar ke dalam musik jazz sampai dekade selanjutnya. Perekaman pertama gitar listrik spanish adalah di Dallas September 1939, dalam sebuah session oleh Roy Newman and His Boys sebuah band Western Swing. Sang gitaris Jim Boyd memakai gitar listriknya sepanjang perekaman 3 buah lagu salah satunya "Corrine, Corrina". Awal-awalnya pabrikan gitar meliputi:

* Rickenbacker di tahun 1932
* Dobro tahun 1933
* National, Audio Vox dan Volu-Ton tahun 1934
* Vega, Epiphone, dan Gibson tahun 1936
* dan banyak lagi sejak tahun 1936.
Versi instrumen yang paling dikenali saat ini adalah Solid Bodied Electric Guitar atau gitar listrik berbodi padat, yang terbuat dari kayu padat tanpa ruang udara di bodinya. Rickenbacker menawarkan sebuah gitar listrik dengan cetakan aluminium yang dijuluki The Frying Pan atau The Pancake Guitar. Dikembangkan tahun 1931 dan mulai diproduksi dimusim semi 1932, gitar ini menghasilkan suara yang modern dan agresif. Perusahaan Audio Vox membuat dan mungkin sudah menawarkan gitar solid body di pertengahan 1930. Sebuah gitar padat lainnya didisain oleh seorang musisi dan penemu Les Paul di awal 1940, dia bekerja paruh waktu di Epiphone Guitar. Gitar Log Guitarnya telah dipatenkan dan sering dianggap sebagai yang pertama di jenisnya.
 

6 Orang Sukses Karena Ide Kecil

6 Orang Sukses Karena Ide Kecil - Ide-ide kecil tak selalu menggambarkan pendapatan kecil. Ide kecil juga bisa berarti big money. Tergantung bagaimana menggarapnya. Sejumlah ide kecil bahkan menjadi penemuan besar karena produk sepele itu menjadi barang yang amat bermanfaat di masa sekarang.

Berikut ini adalah sejumlah orang yang sukses mengembangkan ide kecil menjadi sesuatu yang luar biasa. Sebagian mengantarnya menjadi pengusaha dengan penghasilan luar biasa, sebagian lain memperoleh kedudukan bergengsi dan tercantum namanya di dalam deretan penemu-penemu hebat dunia.

1. Bette Graham - Mistake Out





Idenya menutupi salah ketik dengan cairan putih yang cepat beku. Adalah Bette Graham yang punya ide itu. Sekitar tahun 1951, Ms Graham menjadi sekretaris eksekutif yang sering mengetik dokumen penting. Agar tak usah mengulang mengetik dokumen setiap kali ada salah ketik, ia menggunakan cat putih yang ia ramu sendiri. Ternyata cat putih plus kuas kecil yang dinamakannya Mistake Out itu disukai teman-temannya juga. Akhirnya ia mendirikan pabrik Mistake Out.
Pada tahun 1972, omset usahanya sudah lima juta botol Mistake Out setiap tahunnya. Ketika ia meninggal tahun 1980, kekayaannya mencapai 47,5 juta dolar AS. Siapa sangka ide kecil itu bisa membuatnya kaya.

2. Earle Dickson - Band-Aid



Capek berkali-kali menempelkan perban pada jari istrinya yang sering terluka saat mengiris makanan di dapur, Earle Dickson menemukan cara jitu. Ia menggunting kain kasa kecil lalu menempelkannya di selotip.
Dengan cara ini, kain kasa jadi mudah ditempelkan pada luka kecil. Ternyata ide yang dimunculkan pada sekitar tahun 1920-an itu cukup brilian sampai-sampai perusahaan tempatnya bekerja, Johnson & Johnson memproduksinya secara massal dan Earle Dickson sendiri diangkat menjadi wakil presiden Johnson & Johnson.

3. Albert J. Parkhouse - Gantungan Baju



Ia kehabisan cantelan jaket di dinding saat tiba di tempatnya bekerja. Albert J. Parkhouse, yang bekerja di pabrik kawat pada sekitar tahun 1903 akhirnya menemukan ide. Kawat ia bentuk oval dengan dua ujung kawat disatukan sehingga menjadi kaitan. Dengan kawat bentukan, itu ia bisa menggantungkan jaket dan mencantelkannya dengan mudah di dinding, tanpa mengganggu jaket lain yang ada di sana. Itulah awal ditemukannya gantungan baju.
Sekarang siapa yang tak membutuhkan gantungan baju? Ide kecil itu kini jadi bisnis besar. Inilah bukti bahwa masalah kecil bisa jadi ide sukses yang luar biasa.

4. Arthur Fry - Post-it



Bagaimana cara membuat catatan yang mudah ditempel, mudah dilihat, dan mudah pula dilepas? Arthur Fry punya caranya. Idenya didapat dari temannya yang memanfaatkan lem gagal (tidak lengket) sebagai bahan penempel kertas untuk menandai halaman di kitabnya. Arthur lalu mengembangkannya menjadi produk yang belakangan dikenal sebagai Post-it.
Post-it, ide kecil itu, kemudian menjadi produk andalan 3M (perusahaan yang mempekerjakan Arthur) dan menjadi bisnis besar. Kini, dunia mengenalnya sebagai "kertas catatan tempel" yang populer.

5. David Horvarth dan Sun-Min Kim - Ugly Doll



Apakah hanya boneka berwajah cantik saja yang laku? Sepasang kekasih David Horvarth dan Sun-MinKim justru memilih sebaliknya. Mereka membuat boneka buruk rupa (Ugly Doll) yang ternyata laku di pasaran. Sampai-sampai anak-anak Presiden AS, Barack Obama, juga mengoleksi boneka Ugly Doll itu.
Idenya sebenarnya sederhana. David suka membuat gambar monster di bukunya. Kekasihnya Kim memberinya kejutan saat David berulang tahun. Kim yang asal Korea membuat boneka berdasarkan gambar monster yang dibuat David. Hasilnya, ya Ugly Doll itu. Kini mereka menjadi pengusaha boneka yang terkenal di AS gara-gara ide kecil dari gambar monster karya David Horvart.

6. Toru Kumon - Kumon



Anak pertama Toru Kumon, seorang guru matematika SMA di Jepang, sulit belajar matematika. Kumon lalu membuat metode (modul) pelajaran matematika bagi anaknya agar memudahkannya memahami ilmu hitung ini pada tahun 1954. Metode itu ia namakan Metode Kumon. Ternyata dengan metode itu anaknya bisa mengikuti pelajaran matematika dengan sangat baik. Setelah itu para tetangganya ingin mencoba metode yang sama. Kumon lalumendirikan Kumon Center.
Kini sebanyak 26.000 Kumon Center berdiri di 44 negara dengan pola pengembangan jaringan franchise.

sumber 

Kisah Yerusalem sebagai Kota Paling Berpengaruh di Dunua

 Yerusalem adalah sebuah kota universal. Selama berabad-abad, ia menjadi pusat dunia. Kota di tengah perbukitan Yudea itu sejak dulu menjadi pusat pertarungan bangsa-bangsa, bahkan antara tiga agama yang dikembangkan keturunan Nabi Ibrahim. Kota itu menjadi panggung gemerlap kamera dunia dalam abad berita 24 jam. Kepentingan keagamaan, politik, dan media pun saling menyuapi demi memagut kota itu.

Lebih dari itu, Yerusalem adalah kota suci, tapi ia selalu menjadi sarang takhayul dan kefanatikan. Ia menjadi dambaan dan sasaran rebutan aneka kekaisaran, walau tak punya nilai strategis. Kota itu menjadi rumah kosmopolitan banyak sekte dan masing-masing masih yakin bahwa kota itu hanya milik mereka. Sebuah kota dengan banyak nama dan tradisi, tapi masing-masing tradisi begitu sektarian, sehingga mereka menihilkan pihak lain.

Dari semua tempat di dunia, mengapa Yerusalem? Kota itu, sekali lagi, adalah kota universal. Para nabi --Ibrahim, Daud, Isa, dan Muhammad-- telah menjejakkan kakinya di bebatuan kota itu. Sejak masa Nabi Daud hingga Presiden Barack Obama, sejak lahirnya agama Yahudi, Kristen, dan Islam, hingga konflik Israel-Palestina, Yerusalem telah melahirkan aneka kisah kepahlawan dari sudut pandang yang beragam pula.

Begitulah penulis sekaligus sejarawan Inggris, Simon Sebag Montefiore, menggambarkan betapa pentingnya pengaruh Yerusalem bagi sebagian besar umat manusia. Menurut catatannya yang tertuang dalam buku Jerusalem: The Biography, jauh sebelum Nabi Daud merebut Benteng Zion, kawasan itu sudah berpenghuni. Konon, kawasan yang punya banyak nama itu dihuni manusia sejak tahun 5000 sebelum Masehi (SM).

Riwayat kota yang juga berjuluk Al-Quds itu terputus selama berabad-abad. Dalam kisah nabi-nabi diungkapkan bahwa Nabi Ibrahim pernah bermukim di sana bersama istrinya, Siti Sarah, yang melahirkan Nabi Ishak ketika usianya sudah sangat tua. Periode kehidupan “Bapak Para Nabi” itu diperkirakan dari 1997 SM hingga 1822 SM. Dari keturunan Nabi Ishak inilah kemudian lahir bangsa Israel.

Di Bawah Kekuasaan Dua Nabi
Yerusalem menjadi wilayah di bawah perlindungan Mesir setelah menaklukkan Palestina pada 1458 SM. Pada 1350 SM, pembesar yang berkuasa di Yerusalem, Abdi-Hepa, meminta perlindungan kepada Akhenaten, Firaun dari kerajaan baru Mesir. Ia membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan kerajaan kecilnya dari agresi raja-raja tetangga dan gerombolan pengacau yang sering merampok.

Abdi-Hepa adalah pembesar yang miskin. Ia berada dalam sebuah dunia yang di bagian selatan didominasi orang Mesir, di bagian utara oleh orang Hatti (Suriah), dan di barat laut oleh orang Yunani Mycenea yang akan berperang dalam Perang Troya. Apa pun yang terjadi pada raja yang terpojok itu, baru seabad kemudian orang-orang Yerusalem membangun teras-teras yang menjulang di atas mata air Gihon di Bukit Ophel. Teras-teras itu masih ada hingga kini. Tapi dunia Mediterania lama ini dihancurkan gelombang pendatang yang disebut Orang-orang Laut yang datang dari Laut Aegea.

Yerusalem di masa Nabi Daud adalah Yerusalem yang mungil. Pada masa itu, kota Babylon di wilayah Irak saat ini mencakup wilayah seluas 2.500 hektare. Bahkan luas kota terdekatnya, Hazor, mencapai 200 hektare. Yerusalem mungkin tidak lebih dari 15 hektare, hanya cukup untuk menampung sekitar 1.200 orang di sekitar benteng. Tapi penemuan mutakhir benteng-benteng di atas mata air Gihon membuktikan bahwa Zion di bawah Daud jauh lebih substansial ketimbang yang pernah diduga sebelumnya.

Setelah melewati karier luar biasa, menyatukan Bani Israel dan mengukuhkan Yerusalem sebagai kota Tuhan, Daud mangkat. Sebelumnya, ia sempat menyuruh Sulaiman membangun kuil di Bukit Moriah. Ia dimakamkan di kota Daud. Putranya yang sangat karismatik, Nabi Sulaiman, yang memulai kekuasaan pada 970 SM, menyelesaikan misi suci itu: membangun Bait Suci yang kelak dijuluki Bait Sulaiman.

Sulaiman berkuasa selama lebih-kurang 40 tahun. Setelah dia, Bani Israel kembali pecah antara Rehobeam, anak Sulaiman, dan Yerobeam, sang jenderal dari wilayah utara. Di bawah kekuasaan keturunan Daud dan Sulaiman, Yerusalem menjadi ibu kota Kerajaan Yehuda. Sementara itu, 10 suku utara, sejak perlawanan Yerobeam, membentuk Kerajaan Israel.

Tenteram di Bawah Kekuasaan Islam
Bait Suci mengalami kehancuran ketika Raja Babylonia, Nebukadnezar, menyerbu Yerusalem. Menurut kronik Nebukadnezar yang tersimpan dalam sebuah prasasti tanah liat, raja itu mengepung Yerusalem dan pada hari kedua bulan Adar (16 Maret 697 SM) merebut kota itu serta menangkap Raja Israel. Nebukadnezar menjarah Kuil Suci dan membuang raja beserta 10.000 bangsawan, perajin, dan para pemuda Israel ke Babylonia. Konon, pada saat itulah Tabut Perjanjian lenyap untuk selamanya.

Dalam catatan sejarah, Yerusalem sempat jatuh ke tangan bangsa Persia dan di masa itu bangsa Israel kembali ke kota tersebut. Pada masa kekuasaan Iskandar Agung yang berhasil menaklukkan Babylonia, bangsa ini mendapatkan kembali hak-hak mereka untuk hidup dengan hukum mereka sendiri. Sayangnya, sepeninggal Iskandar Agung, kota itu kembali jadi ajang perebutan raja-raja berbagai dinasti, termasuk di bawah kekuasaan Romawi selama puluhan tahun.

Yerusalem selama belasan abad berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam. Kota itu jatuh ke tangan kaum muslim saat Khalifah Umar bin Khatab memegang tampuk kepemimpinan. Di masa Umar ini, kaum Yahudi merasa terlindungi. Khalifah Umar tidak hanya mengundang mereka memelihara Kuil Suci, melainkan juga membolehkan mereka berdoa di sana. Lebih jauh, Khalifah Umar pun mengundang komunitas Yahudi Tiberia kembali ke Yerusalem bersama 70 keluarga Yahudi lainnya.

Suasana kebebasan yang dinikmati kaum Yahudi ini terus bertahan, dari masa kekuasaan Umayyah, Abbasiyah, hingga masa kekuasaan Fatimiyah. Saat Muawiyyah memerintah Yerusalem, ia mengagungkan kota itu. Ia memukimkan lebih banyak orang Yahudi di kota itu, bahkan merestorasi kuil-kuil mereka. Toleransi yang tinggi juga diperlihatkan para khalifah dari Bani Abbas (Abbasiyah) dan Bani Fatimah (Fatimiyah).

Masa Kegelapan Sejak Dinasti Mamluk
Yerusalem sempat mengalami masa kegelapan selama penyerbuan tentara Frank yang dimulai sejak 1099. Kondisi seperti di masa kekuasaan Bani Umayyah baru dirasakan kembali setelah Yerusalem direbut Sultan Saladin. Masa kekuasaan sultan dari Bani Ayyub (Ayyubiyah) inilah yang tercatat sebagai periode investasi besar. Umat Yahudi dan muslim kembali hidup berdampingan secara damai.

Yerusalem kembali ke masa kegelapan selama lebih dari dua setengah abad di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk, yang asalnya adalah tentara budak. Banyak pertentangan terjadi selama dinasti itu berkuasa, baik melawan tentara Salib maupun tentara Mongol. Tamatnya riwayat kekuasaan Mamluk di Yerusalem diawali dengan persekutuan pragmatisnya dengan Dinasti Ottoman dari Turki. Dinasti terakhir inilah yang menjadi penguasa kota suci itu sejak 1517 hingga dikuasai Inggris pada 1922 lewat Konferensi Lausanne.

Di bawah pendudukan Inggris, berlangsung migrasi besar-besaran warga Yahudi ke Yerusalem. Tercatat, dalam kurun 1922-1948, penduduk kota Yerusalem meningkat tiga kali lipat: dari sekitar 52.000 menjadi hampir 165.000 orang. Komposisinya, 100.000 lebih warga Yahudi, 34.000 muslim, dan sekitar 30.000 Kristen. Trio pemimpin Yahudi --Ben-Gurion, Menachem Begin, dan Lehi-- pernah mengoordinasi perjuangan melawan Inggris. Tapi, belakangan, Inggris menjadi pendukung utama gerakan mereka bersama Amerika Serikat.

Selama 1.000 tahun, Yerusalem secara eksklusif dikuasai umat Yahudi. Sekitar 400 tahun kota itu dikuasai umat Kristen dan selama 1.300 tahun oleh umat Islam. Tapi, sejarah mencatat pula, tak satu pun dari umat ketiga agama itu pernah mendapatkan Yerusalem tanpa pedang.

Kedekatan Sejarah dengan Mekkah
Bagi umat Islam, Yerusalem memiliki kedekatan kesejarahan dengan kota suci lainnya: Mekkah. Masjid Al-Aqsha yang ada di kota itu pernah menjadi kiblat pertama sebelum beralih ke Kabah di tengah Masjid Al-Haram di Mekkah. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pun melalui kota itu sebelum naik ke Sidrat Al-Muntaha.

Jauh sebelum itu, kedekatan kesejarahan juga terjalin lewat Nabi Ibrahim. “Bapak Para Nabi” ini bolak-balik dari Yerusalem ke Mekkah karena di kota itulah ia meninggalkan istri keduanya, Siti Hajar, bersama putranya yang juga berstatus nabi: Ismail. Ibu dan anak inilah yang disebut-sebut sebagai penduduk pertama Mekkah. Keturunan Nabi Ismail kemudian melahirkan bangsa Arab. Kota ini pun memberi pengaruh besar pada umat, terutama bagi sekitar 1,6 milyar penduduk dunia yang beragama Islam.

Menurut catatan statistik, rata-rata setiap tahun sekitar 1,75 juta warga muslim dari berbagai belahan dunia datang ke kota itu untuk menunaikan ibadah haji. Belum lagi mereka yang datang untuk beribadah umrah. Terkabar, tak kurang dari lima juta umat per bulan singgah di Mekkah untuk melakukan umrah. Secara ekonomis, kota
itu berada di negeri terkaya dengan bahan bakar minyak. Di luar itu, harus diakui, Mekkah melahirkan peradaban muslim yang bertahan selama berabad-abad.

Tidak hanya itu. Posisi sentral Mekkah pun dibuktikan secara ilmiah oleh Dr. Husain Kamaluddin, ilmuwan modern muslim asal Mesir. Lewat penelitiannya yang rumit dan panjang pada 1970-an, ia berhasil membuktikan bahwa Mekkah merupakan pusat bagi seluruh benua yang ada di bumi. Dalam riset itu, ia melukiskan peta dunia baru yang dapat menunjukkan arah Mekkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaidah yang disebut spherical triangle, Husain menyimpulkan, posisi Mekkah betul-betul berada di tengah-tengah daratan bumi.

Adalah Abdul Aziz ibnu Saud yang paling berjasa memodernisasi kota itu bersama kota-kota lain yang ada di Arab Saudi. Dia boleh dibilang pendiri kerajaan itu sekaligus raja pertamanya sejak 1932. Wajah kota Mekkah pun berubah cepat sejak minyak bumi ditemukan di perut bumi Saudi pada 1938. Perluasan demi perluasan dilakukan di sekitar Masjid Al-Haram. Yang mutakhir, di kota itu dibangun menara “jam gadang” yang amat megah, yang diharapkan menjadi patokan waktu bagi muslim di seluruh dunia.

Tempat Bersemai Pemikiran Bebas
Bila Yerusalem dan Mekkah memberi pengaruh besar secara spiritual pada dunia, ada empat kota lain yang berpengaruh besar pada peradaban. Sebut saja Athena, kota yang disebut para sejarawan sebagai tempat kelahiran peradaban Barat. Mulai dibangun Theseus dari gabungan desa-desa kecil, kota ini mencapai masa kegemilangan selama hampir satu abad. Dalam masa itu, seni dan filsafat berkembang pesat, sebagai tempat bersemainya bibit pemikiran bebas dan demokrasi.

Pengaruh intelektual Athena sungguh amat besar. Dengan mengajukan dan mengejar pertanyaan-pertanyaan kritis, para filsuf berhasil menciptakan tradisi intelektual yang sangat dinamis. Dimulai dari Thales yang mendobrak pemikiran yang mendasarkan diri pada mitos, hingga lahirnya para pemikir besar seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Dari tradisi yang hidup di kota itulah, umat manusia mengenal penalaran dan demokrasi.

Menurut catatan sejarawan Lewis Mumford, seperti dikutip Douglas Wilson, keterlibatan dalam bidang seni menjadi bagian dari aktivitas warga yang sama besarnya seperti dalam pelayanan di konsul atau persidangan. Selama 100 tahun kekaisaran, 2.000 pementasan drama dengan kualitas pilihan ditulis dan dipentaskan di Athena. Selain itu, 6.000 komposisi musik baru diciptakan dan ditampilkan.

Kemegahan serupa dilukiskan sejarawan Donald Kagan. Menurut dia, masa itu adalah sebuah masa prestasi kultural yang luar biasa. Boleh jadi, prestasi itu tak tertandingi dalam hal orisinalitas dan produktivitas sepanjang sejarah manusia. Para penyair mengangkat tragedi dan komedi ke tingkat yang belum pernah terlampaui. Para arsitek dan pemahat menciptakan bangunan-bangunan yang begitu kuat mempengaruhi seni di Barat. Masa itu adalah masa perkembangan, kemakmuran, dan kepercayaan diri yang luar biasa.

Tapi masa kejayaan itu seakan berakhir seiring dengan peperangan melawan Sparta. Kejayaan yang diraihnya beralih ke Roma yang memasuki periode republik. Walaupun sudah beralih ke Roma, Athena tetap mendapat tempat terhormat dalam hal budaya. Bangsa Romawi menghargai apa yang ada di Yunani sambil mengakuinya sebagai milik mereka juga.

Baghdad Jembatan di Zaman Kegelapan
Salah satu warisan dan memberi pengaruh besar yang ditinggalkan Roma adalah statusnya sebagai kota hukum dan keadilan. Aturan-aturan hukum dan keadilan menjadi karakteristik kota itu. Lalu ada Coloseum yang menjadi salah satu simbol masa-masa gemilang yang dicapai kota itu. Dengan daya tampung hingga 50.000 orang, Coloseum menjadi tempat berlangsungnya berbagai acara.

Di masa kejayaannya, Roma menerapkan penegakan hukum yang hampir merata. Kota itu melaksanakan hukum yang keras sambil tetap mempertimbangkan keadilan. Penegakan hukum dan prinsip-prinsip keadilan yang dianutnya pun menjadi rujukan dasar yang dikembangkan di kemudian hari, setelah umat manusia memasuki era modern sekalipun. Sayangnya, masa kejayaan seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan pengaruh Yunani itu memudar sejalan dengan keruntuhan pelan-pelan Imperium Romawi.

Keruntuhan itu ditandai dengan pemisahan Romawi Timur dan Barat. Jejak-jejak seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan dari zaman Yunani klasik pelan-pelan menguap. Literatur yang dianggap “sesat” diberangus dan dimusnahkan. Periode memudarnya bidang-bidang itulah yang jadi bagian era yang disebut zaman kegelapan alias dark ages yang berlangsung hingga sekitar abad ke-15.

Beruntung, di tengah-tengah masa yang disebut zaman kegelapan itu, pemimpin muslim justru bergerak menyelamatkan beragam peninggalan tertulis yang berkaitan dengan seni, sastra, dan filsafat tradisi Yunani. Tidak sekadar menyelamatkan, para cendekiawannya juga menerjemahkan karya-karya besar para seniman dan pakar dari zaman Yunani-Romawi. Dalam periode inilah, Baghdad berperan sebagai jembatan peradaban Barat dari era Yunani klasik ke era modern.

Berawal dari kemenangan demi kemenangan yang dicapai pada masa kekuasan Dinasti Abbasiyah. Dimulai dari pemindahan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad pada tahun 762. Sebelumnya, kota itu baru berupa perkampungan kecil. Dengan mengerahkan lebih dari 100.000 pekerja, kota yang dalam bahasa Persia berarti “Pemberian Tuhan” itu pun dibangun.

Di tengah-tengah kota itu, dibangun ‘’Istana Emas’’ yang berdampingan dengan Masjid Jami Al-Mansur. Tradisi keilmuan di Baghdad memang berembus dari istana. Kalangan Istana, terutama khalifah, amat bersimpati pada aliran pemikiran Muktazillah yang baru berkembang dan dipelopori Abu Hudzaifah Washil bin Atha al-Ghazali. Aliran ini membuka peluang sebesar-besarnya pada akal manusia dan menjadikan skeptisisme sebagai dasar sikap untuk memahami segala hal.

Dasar-dasar rasionalisme seperti inilah yang sangat berpengaruh terhadap posisi Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kajian Islam selama lebih dari dua abad. Kemajuan di bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Bagdad jelas sekali tak lepas dari dukungan penuh kalangan istana. Pemerintah ketika itu menghidupkan tradisi diskusi agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan di kalangan cendekiawan dan pujangga besarnya.

Pembangunan dan Penghancuran Bait al-Hikmah
Gerakan penerjemahan karya-karya ilmiah berbahasa Yunani, Persia, Suriah, bahkan bahasa India ke dalam bahasa Arab pun digalakkan. Khalifah yang berkuasa ketika itu, Harun Ar-Rasyid, khalifah kelima Abbasyiah yang memerintah selama 23 tahun (786-809), berhasil membangun lembaga ilmu pengetahuan yang disebut Bait al-Hikmah. Walau baru sebagai lembaga penerjemahan karya asing, Bait al-Hikmah memiliki arti sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Fungsi Bait al-Hikmah kemudian diperluas oleh penerus Harun Ar-Rasyid, Khalifah Al-Ma’mun (813-830 M). Lebih maju dari khalifah sebelumnya, Al-Ma’mun dengan tegas menjadikan Muktazillah sebagai ideologi dan paham keagamaan resmi negara. Selama 20 tahun memerintah, ia menjadikan lembaga itu sebagai perguruan tinggi. Di situ pula ia membangun perpustakaan besar, dengan koleksi bacaan sangat lengkap, dan pusat kajian ilmiah, lengkap dengan ruang-ruang tempat para pakar berdiskusi. Malah lembaga itu memiliki tempat khusus untuk mengobservasi bintang.

Langkah penting yang dilakukan Al-Ma’mun dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah mengirim utusan ke Roma. Dari Kaisar Leo Armenia, ia berusaha mendapatkan karya-karya ilmiah Yunani kuno untuk diterjemahkan. Pada tahap pertama, tim penerjemah yang dibentuknya mengalihbahasakan buku-buku di bidang pengobatan dan filsafat. Setelah itu, baru disiplin lain, seperti matematika, astronomi, fisika, dan geografi.

Kemauan baik pemerintahan di bawah Bani Abbas untuk memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan ini menyebabkan pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama berkembang pesat. Bukan itu saja, banyak orang dari berbagai negeri mengalir ke Baghdad untuk menuntut ilmu. Pakar dari berbagai kota memilih bermukim di Baghdad untuk mengkaji dan mengembangkan ilmu kedokteran, matematika, kimia, fisika, astronomi, filsafat, sastra, musik, dan ilmu-ilmu agama.

Dari masa itu, lahir banyak ilmuwan muslim yang terkenal sebagai penemu di banyak bidang keilmuan. Dari Al-Kindi yang memulai penyusunan ensklopedia ilmu pengetahuan hingga Al-Biruni, filsuf yang juga ahli matematika dan astronomi. Dari Ibnu Sina, Al-Ghazali, hingga Ibnu Rusyd, dan masih banyak lainnya, termasuk pakar sosiologi yang diakui di masa itu, Ibnu Khaldun.

Sayangnya, masa kejayaan ilmu pengetahuan, filsafat, dan pemikiran keagamaan di dunia Islam surut sejak pertengahan abad ke-14. Yakni sejak bangsa Mongol di bawah Hulaghu Khan dan Timur Leng menyerang, lalu melumatkan pusat-pusat dunia ilmu di Baghdad. Bahkan pemusnahan khazanah ilmu pengetahuan dan warisan peradaban klasik itu berulang di masa modern, yakni dalam serangan pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat ke Baghdad pada April 2003.

Baru sebagian kecil peninggalan yang hilang selama invasi itu kembali ke tempatnya semula di Baghdad. Selebihnya entah menguap ke mana. Entah berapa abad lagi diperlukan untuk memperkaya kembali koleksi yang sangat tidak ternilai itu.

Berbagai Buah Pilihan yang Tepat Saat Berpuasa

Saat puasa, tubuh banyak mengalami kehilangan air dan tenaga. Jika terus dibiarkan, kondisi ini akan menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi. Tak ingin demikian, sebaiknya perbanyak mengkonsumsi makanan berserat dan kaya akan vitamin dan mineral yang ada pada buah-buahan untuk mencegah dehidrasi belebih saat puasa. Apa saja jenis buah-buahan yang tepat untuk dikonsumsi saat puasa?

1. Jeruk

Kandungan vitamin C yang tinggi membuat nama buah berwarna dominan orange ini tak pernah sepi peminat. Selain kaya akan vitamin C yang dapat berguna mencegah sariawan dan bibir pecah-pecah, jeruk juga dapat mencegah radikal bebas untuk turut masuk ke dalam aliran darah. Tak hanya itu, jeruk juga kaya akan antioksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Semangka

Buah yang kaya air ini dapat dengan segera dan otomatis mampu menggantikan fungsi air yang diperlukan oleh tubuh.

3. Kurma

Identik dengan buah saat bulan puasa tiba, kurma ternyata mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh loh, Ladies. Salah satu kandungan yang terpenting bagi tubuh adalah protein, lemak, karbohidrat, gula, magnesium, potassium, dan sodium.

4. Stroberi

Kaya akan vitamin C, buah mungil yang menggoda ini juga dapat membantu mempertahankan daya tahan tubuh terlebih saat puasa.

5. Pisang

Buah yang paling banyak ditemukan di seluruh Indonesia ini banyak mengandung vitamin yang dapat mengurangi asam lambung dan mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh.

6. Pepaya

Pepaya mengandung vitamin C dan provitamin A yang dapat membantu memecah serat agar mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Jadi, meski puasa, buang air besar pun tetap lancar.

7. Mangga
Mempunyai banyak kandungan vitamin di dalamnya, mangga bahkan disarankan agar dikonsumsi saat puasa. Hal ini didasarkan oleh manfaat mangga yang juga berperan membersihkan darah dari beragam kotoran yang ada. Selain itu, mangga juga memiliki kandungan air yang tinggi sehingga dapat mencegah terjadinya dehidrasi pada orang yang sedang berpuasa.
Jadi, selain makan dan minum, tambahkan buah dalam menu berbuka dan sahur Anda. Jangan malas makan buah ya, Ladies, terlebih saat puasa yang memungkinkan tubuh mengalami dehidrasi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More